KITAB KARYA KH. M. MUNAWWAR ADNAN KHOLIL



KITAB KARANGAN KH. M. MUNAWWAR ADNAN KHOLIL
SUCI MANYAR GRESIK GRESIK


Beliau selama di Pondok sudah sering sekali menulis karya ilmiyah dan kemudian di sebarkan ke teman temannya sepertii tentang ilmu mantiq, dan itu terbukti ketika beliau sudah pulang dari pondok dan punya pesantren beliau disamping begitu banyak sekali kegiatan yang di lakukannya, beliau masih menyempatkan menulis dan mengarang beberapa kitab diantaranya adalah :
1.     كتاب بدر العلام على النهج الاتم فى تبويب الحكم 
2.     كتاب روضة المحبين على نبذة قليلة من احياء علوم الدين
3.     كتاب تصفية القلوب ونهذبتها
4.     كتاب مناقب الاولياء الفالحين    سادس مجلاد
5.     كتاب فيض الاله فى فضل ذكر الله
6.     كتاب النفع العميم شرح المنهاج القويم    اربع مجلاد
7.     كتاب خير الزاد فى مناسك الحج
8.     كتاب الوظائف الربانية
9.     كتاب حلية الأولياء
10.       كتاب قرة عينى فى مناقب الشيخ عبد القادر الجيلانى
11.    ترجمة نظم العمريطى
12.     أجوبة المرضية فى فضل مولد خير البرية صلى الله عليه وسلم




KARYA TULIS KH. M. MINAWWAR ADNAN KHOLIL GRESIK
Pendingin Mata Hati Adalah Khusu’ Dalam Sholat



Oleh : Romo KH. Muhammad Munawwar Adnan Kholil
Pendiri Ponpes Daruttaqwa Suci Gresik

(Pengajian Alumni Tanggal 24 April 2011)


“........ Tanda-tanda orang khusu’ dalam sholat adalah tidak tahu orang-orang yang ada disekelilingnya.......”
Pada akhir zaman sekarang ini banyak orang banyak orang yang tidak bisa khusu’ dalam beribada. Karena sesuai dengan sabda Rosulullah SAW bahwa pekerjaan hati yang pertama kali hilang adalah khusu’. Bahagialah orang-orang yang bisa khusu’ dalam beribada.
Tanda tanda orang khusu’ adalah
ان لا تعريف فى الصلاة من فى يمينك ومن فى سمالك
Yang artinya tidak tahu orang yang ada disekelilingnya. Kanjeng Nabi Muhammad SAW Mi’roj kehadapan Allah SWT langsung, sedangkan orang-orang mu’min Mi’roj (Menghadap) Allah SWT lewat sholatnya. Maka dari itu orang yang bisa khusu’ dalam sholatnya itu sangat jarang sekali.
            Khusu’ ada tiga tingkatan yaitu Khusu’ Khoufun (Khusu’ karena susah), Khusu’ ta’dziimin (Karena mengagungkan Allah), dan Khusu’ Farobin (Khusu’ karena bahagia berhadapan dengan Allah).
            Tingkat yang pertama adalah tingkatan orang yang ahli ibadah dan ahli zuhud. Tingkatan yang kedua adalah tingkatan orang yang berjalan untuk ma’rifat kepada Allah. Sedangkan yang terakhir adalah tingkatan orang-orang yang sudah ma’rifat kepada Allah. Kita semua kalau bisa melakukan tingkatan yang pertama saja kita sudah beruntung sekali. Yaitu tingkatan khusu’ karena takut dan susah karena memikirkan dosa-dosa yang kita lakukan. Kalau itu bisa terlaksana maka kita bisa naik ketingkatan yang kedua. Hadratusyaikh Romo KH. Utsman Al-Ishaqi RA perna suatu malam sholat tahajud dengan menggunakan suatu malam sholat tahajjud dengan menggunakan pakaian yang sangat bagus, pakai jas, sorban, dan pakaian jubah layaknya orang yang sedang pergi undangan dihadapan orang banyak. Itu adalah figur bahwa menghadap Allah SWT itu lebih mengagungkan Allah layaknya melebihi kita menghormati Bupati atau Gubernur. Makanya dalam sholat seharusnya kita perbaiki pakaian kita supaya hati kita juga bisa baik dan khusu’.
Tingkatan yang ketiga dalam khusu’ adalah bagi orang-orang yang sudah ma’rifat kepada Allah. Dan tingkatan ini hanya Kanjeng Nabi Muhammad SAW yang bisa melakukanya. Rosulullah SAW bersabda :


Yang artinya : Sesuatu yang bisa membahagiakan saya ada tiga perkara yaitu bau wangi (Minyak Wangi), Para Perempuan, dan pendingin mata hatiku didalam sholat. Kanjeng Nabi Muhammad SAW menjadikan sholat sebagai pendingin mata hati, karena Kanjeng Nabi Muhammad SAW bisa bahagia jika menghadap Allah SWT.
Makanya dalam kurun akhir ini banyak orang yang tidak bisa khusu’ dalam sholatnya. Jangankan Khusu’ Farbin (Khusu’ karena bahagia bisa menghadap Allah), Khusu’ Khoufin saja kita bisa melakukanya itu kita sudah untung dan bisa naik ketingkat selanjutnya.
Orang sekarang ini kalau sholat banyak yang Ada’is Sholah bukan Iqomis Sholah. Yaitu pokoknya sholat bukan mendirikan sholat. Artinya sholat hanya dilakukan untuk menghilangkan kwajiban bukan dilakukan secara Istiqomah dan sesuai dengan waktu dan ajaran yang diajarkan oleh Rosulullah saja yang bisa mencapai 3 tingkatan khusu’ tersebut. Dan perlu diketahui bahwa tingkatan ini adalah bukan Wahbi tapi Khasabi artinya tingkatan ini bisa dipelajari oleh siapa saja dan bukan semata-mata datangnya dari Allah tanpa usaha yang dilakukan.
Makanya kalau kita bisa melaksanakan tingkatan khusu’ khoufun itu sudah bagus dalam tingkatan kita-kita.
Sholat tanpa bersamaan dengan khusu’ maka sholatnya tidak diterimah oleh Allah SWT. Sholat itu diukur dari kadar kekhusu’annya sholat 4 rakaat kalau yang khusu’ Cuma 1 menit maka yang dihitung Cuma 1 menit tersebut. Ulama’ zaman dahulu mengatakan bahwa sesuatu yang bermanfaat bagi orang yang sholat Cuma yang hadir dalam hatinya.
Salah satu alat untuk bisa khusu’ dalam sholat adalah zuhud. Zuhud adalah hatinya tidak terdapat suka pada hal-hal duniawi. Kanjeng Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani RA berkata “Dunia itu keluarkan dalam hatinya, letakan di tanganmu dan gunakan di jalan Allah. Karena dunia itu terserah padamu”. Jadi orang Tasawuf itu bukan tidak mau pada dunia melainkan tidak meletakan dunia dihatinya. Dan zuhud itu adalah penawar untuk tidak suka pada dunia.
Walhasil orang yang zuhud itu sholatnya lebih muda untuk khusu’ dan mudah diterima oleh Allah SWT. Semoga kita bisa melakukanya. Amiiin







Post a Comment

0 Comments